Jumat, Februari 27, 2009

Nahkoda itu meninggalkan kapalnya..... (akhirnya)

ini berhubungan dengan kalimat there is no absolute truth...

dan sekali lagi saya merasa hal ini sudah hampir absolut.

suatu hari saya dan teman kreatif saya pergi makan siang bersama EP kami. Dia seorang wanita, dan kami menganggap beliau adalah figur yang kami berdua kagumi selama bekerja di stasiun tv tua ini. Saya memang baru mengenal beliau secara dekat satu tahunan kebelakang karena bekerja secara langsung didalam tim beliau. Saya suka dengan pandangan bahwa perempuan itu nggak boleh kalah dengan laki-laki, dan saya terinspirasi dengan ketegarannya dan cara beliau menjalin relasi dengan klien, she's WAY MUCH smarter than our real marketing person... Setidaknya itu yang saya lihat.

Dalam acara makan siang yang pasti ditraktir itu, kami berdua curhat pada beliau soal keadaan kantor yang sama sekali nggak kondusif untuk bekerja. gaji nggak pernah naik (akhirnya naik sih.. CUMAN ****** rupiah!), situasi manajemen yang udah njelehi dsb. Dan pada satu saat saya bertanya dengan heran mengapa beliau masih bertahan?

jawabannya: saya bekerja mulai dari TV ini masih awal banget, saya ingin seperti nahkoda. saya akan bertahan hingga kapal ini karam.

Saya sempat berpikir, nonsense.... Orang sehebat dia. Tapi, ya positive thinking ajah. Saya juga liat beliau masih mengabdi pada kantor kok.

Sejujurnya,saya juga sudah muak dengan kondisi kantor sekarang. Tapi saya merasa masih bersemangat karena saya masih melihat bos saya yang juga bersemangat. Dan teruslah saya ada di kantor sialan tapi saya butuh ini.

iya, sialan tapi saya butuh. Satu sisi saya merasa eungap dan nggak bisa berkembang di sini. Tapi di sisi lain, saya masih ingin mendapat penghasilan walaupun nggak cucuk sama apa yang saya lakukan. Pergi pagi pulang malam, nggak ketemu anak, nggak sempet menyalurkan hobi masak, nggak sempet bersosialisasi secara nyata dengan teman-teman diluar kantor. So stuck. Sampaii akhirnya saya menerima tawaran untuk kuliah S2 Master Komunikasi dari bapak saya. Ya karena saya sudah merasa enek. Siapa tahu terbuka pintu lain melalui jalan ini.

Sampai kemarin, saat saya dan teman saya makan siang bersama, Kali ini hanya berdua. Kami ngobrol soal kemana si Bos berada, karena sudah beberapa waktu cuti. Saya sih curiganya beliau lagi kampanye karena sempat tercetus kalo beliau nyaleg, tapi kok too early ya?

sampai-sampai saya SMS, bertanya kok nggak masuk-masuk bu? sibuk nyaleg ya?

Temen saya malah menimpali dengan sebuah kabar berbau gosip, kalo si bos ini mau pindah kerjaan. ke station TV lain! Karena gosip yang beredar santer banget.

Saya nggak percaya, tapi sempat percaya juga karena si Bos pernah minjem laptop untuk membuka e-mail. Saat sudah terbuka, ada e-mail yang sekilas terbaca oleh saya saat beliau minta tolong bagaimana cara membuka hasil file download attachment. Dari stasiun TV lain.

Naif banget, saya nggak tanya.. dan saya juga nggak mau dianggap tukang mau tau juga soal pribadi. Kalopun iya, saya masih berpegang dan percaya ucapan beliau soal 'bareng-bareng karam'

Hari ini, beliau pulang dari cutinya, tampak lebih segar, dan saya bertanya soal 'kampanye'nya. Saya ngerasa ada sesuatu yang ditahan, tapi nggak saya tanya lebih lanjut karena... entah ya, tertahan aja. Mungkin ada sedikit penolakan juga sih dalam diri saya... Nggak rela kalo beliau benar-benar akan pergi.

Di akhir chit-chat, beliau cuma bilang.. Tuh ada pizza, rame-rame ya.

Well, kami berkumpul. Perasaan saya mengatakan, ini bukan perayaan. Bukan... Ini adalah.. Perpisahan.

Dan benar.

saya hanya bisa berkata "Kirain cuman gosip Bu?"

Dan saya menangis... Entah kenapa saya harus menangis, padahal saya BENCI tangisan. Tapi air mata meleleh begitu saja. Ada sedikit rasa marah karena.. karena saya merasa beliau berbohong pada saat mengatakan tentang 'nahkoda dan kapal' itu. Dia pergi menggunakan sekoci penyelamat.

Saya nggak nafsu mau makan pizza itu.

Saya balik ke komputer dan mengerjakan tugas kuliah.


Saya merasa masih marah, ternyata si Bos nggak benar-benar mau karam bersama kapalnya, tetapi sekarang pastinya dia akan melihat kapalnya karam nanti. Apa yang saya duga sebelumnya memang benar...

Tapi, percuma juga marah.... Ini adalah jalan hidupnya, bukan saya, bukan teman-teman kantor.

Akhirnya saya pergi menjauh dari laptop dan kembali ke kerumunan yang sudah tidak semeriah dan hanya menyisakan 2 potong pizza yang akhirnya saya makan. (*_*)

Dan saya sekarang lebih mengerti soal "There is NO absolute truth" itu... Nggak ada sesuatu yang sepenuhnya benar dan ini hampir sepenuhnya benar.


Bu Bos-ku, semoga ibu lebih sukses di tempat yang baru. Jadi politisi ataupun pejabat di TV lain. Dan semoga kapal yang ibu tinggalkan masih bisa bertahan dan tidak karam dengan sisa nahkoda yang ada di dalamnya.

*anak buah yang sedang mencoba mencari sekoci lain untuk pergi menjauh*

1 komentar:

www.katobengke.com mengatakan...

kamu kerja di TV mana...
TVRI yah.....